Harga BBM Bersubsidi akan Naik sebelum Tanggal 1 Januari 2015
https://indonesian-country.blogspot.com/2014/11/harga-bbm-bersubsidi-akan-naik-sebelum.html
Pemerintah Joko Widodo - Jusuf Kalla akan menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi dalam waktu dekat. Rencana kenaikan ini dibahas dalam rapat kabinet terbatas soal subsidi BBM yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla kemarin.
“Sebelum 1 Januari 2015,” kata Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro seusai rapat di Kantor Wakil Presiden, kemarin.
Namun, menurut Bambang, Pemerintah saat ini lebih dulu fokus pada pelaksanaan Perlindungan Sosial terhadap warga yang nantinya terkena dampak kenaikan harga BBM. Hingga akhir tahun ini, Pemerintah menyediakan Anggaran hingga Rp 5 triliun untuk Dana Kompensasi.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance Enny Sri
Hartati mengatakan, Berdasarkan Hitungan Kasar, jika pemerintah
menaikkan harga BBM bersubsidi pada November ini, Pemerintah bisa
menghemat anggaran Rp 16,5 triliun hingga akhir tahun.
“Ini dengan asumsi kenaikan harga BBM sebesar Rp 2.000 per liter dan konsumsi 50 juta kiloliter per tahun,” kata Enny kepada Tempo kemarin.
Sedangkan jika dinaikkan tahun depan, menurut dia, pemerintah masih memiliki kesempatan meningkatkan kualitas daya beli masyarakat lebih dulu. Dengan demikian, pada saat terjadi kenaikan, hal itu tak akan melemahkan daya beli masyarakat. “Ketika daya beli masyarakat tak jatuh terlalu dalam, gejolak sosial dan politik juga akan lebih minim,” ujarnya.
Ekonom Universitas Atma Jaya, Agustinus Prasetyantoko mengatakan, Pemerintah sebaiknya menaikkan harga BBM pada November 2014 atau Maret 2015. “Sebab, inflasinya paling rendah di waktu-waktu tersebut,” kata Prasetyantoko. Dia menyarankan agar harga BBM naik sekitar Rp 2.500 per liter, karena jika naik Rp 3.000 akan membuat inflasi naik tinggi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil juga membenarkan bahwa harga BBM bersubsidi akan naik sebelum 2015. “Tapi kami belum bicarakan besarannya,” katanya di kantornya kemarin.
Menurut Sofyan, dalam rapat terbatas di kantor Wakil Presiden, semua memberi masukan, termasuk Pertamina. Selain membahas BBM bersubsidi, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani memaparkan ihwal persiapan Kartu Sehat dan Kartu Pintar.
Sofyan Djalil juga menegaskan, bahwa dirinya tidak akan mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) secara diam-diam dan mendadak seperti masa orde baru (Orba), tapi kenaikan harga BBM subsidi akan diinformasikan terlebih dahulu kepada masyarakat, agar masyarakat tidak terlampau shock.
“Sebelum 1 Januari 2015,” kata Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro seusai rapat di Kantor Wakil Presiden, kemarin.
Namun, menurut Bambang, Pemerintah saat ini lebih dulu fokus pada pelaksanaan Perlindungan Sosial terhadap warga yang nantinya terkena dampak kenaikan harga BBM. Hingga akhir tahun ini, Pemerintah menyediakan Anggaran hingga Rp 5 triliun untuk Dana Kompensasi.
“Ini dengan asumsi kenaikan harga BBM sebesar Rp 2.000 per liter dan konsumsi 50 juta kiloliter per tahun,” kata Enny kepada Tempo kemarin.
Sedangkan jika dinaikkan tahun depan, menurut dia, pemerintah masih memiliki kesempatan meningkatkan kualitas daya beli masyarakat lebih dulu. Dengan demikian, pada saat terjadi kenaikan, hal itu tak akan melemahkan daya beli masyarakat. “Ketika daya beli masyarakat tak jatuh terlalu dalam, gejolak sosial dan politik juga akan lebih minim,” ujarnya.
Ekonom Universitas Atma Jaya, Agustinus Prasetyantoko mengatakan, Pemerintah sebaiknya menaikkan harga BBM pada November 2014 atau Maret 2015. “Sebab, inflasinya paling rendah di waktu-waktu tersebut,” kata Prasetyantoko. Dia menyarankan agar harga BBM naik sekitar Rp 2.500 per liter, karena jika naik Rp 3.000 akan membuat inflasi naik tinggi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil juga membenarkan bahwa harga BBM bersubsidi akan naik sebelum 2015. “Tapi kami belum bicarakan besarannya,” katanya di kantornya kemarin.
Menurut Sofyan, dalam rapat terbatas di kantor Wakil Presiden, semua memberi masukan, termasuk Pertamina. Selain membahas BBM bersubsidi, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani memaparkan ihwal persiapan Kartu Sehat dan Kartu Pintar.
Sofyan Djalil juga menegaskan, bahwa dirinya tidak akan mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) secara diam-diam dan mendadak seperti masa orde baru (Orba), tapi kenaikan harga BBM subsidi akan diinformasikan terlebih dahulu kepada masyarakat, agar masyarakat tidak terlampau shock.